-->

IMPORTANT ANNOUNCEMENT !!

In recent months there were some scam cases implicate Binamandiri to collaborate with overseas agent, by imposing as Binamandiri Branch Offices in Indonesia.

Due to the above matter, we would like to inform to the public that Binamandiri DOES NOT HAVE any branch office and/or individual anywhere else outside Malang City in Indonesia, who claim as Binamandiri’s representative who has the authority to collaborate with overseas agency, BESIDE the board of directors at Head Office in Malang, which can be seen in Binamandiri site. The correspondent address between Binamandiri and overseas agency ONLY using the address in Binamandiri’s Business License, Jalan Kartini No.19-A Malang-Indonesia 65111, Phone +62 (341) 323990, Fax +62 (341) 366566, account@binamandiri.com. All correspondent emails are using corporate email and not any commercial-free email such as Yahoo Email

Any contacts outside the above Correspondence Information are considered imposter. Binamandiri does not be responsible for any loss caused by misleading from Binamandiri’s imposter. All fraud cases will be reported to the Ministry of Manpower and Transmigration for further criminal prosecution. For any information please refers to our website

Friday, December 5, 2008

Catatan Perjalanan Bisnis ke Afrika Selatan

1 – 4 Desember 2008

Setelah 26 jam lamanya duduk di pesawat dan sempat transit di HongKong, akhirnya pesawat Cathay Pacific mendarat di bandara internasional OR Tambo di Johannesburg – Afrika Selatan. Dari jendela pesawat, saya dapat melihat hamparan hijau dimana-mana, padang rumput Afrika!

Menjejakkan kaki di bandara internasional Tambo, yang pertama terlintas dipikiran saya adalah bandara ini pasti sama seperti bandara-bandara yang lain di Afrika Selatan, setidaknya tidak jauh beda dengan bandara Soekarno-Hatta (Soeta) di Jakarta, ternyata... WOW!!! Bandara ini sangat luas, bersih, da sepuluh kali lebih bagus dari bandara Soeta. Di anjungan kedatangan, staf kedubes Indonesia, bapak Bharata sudah menunggu kedatangan saya dan telah mengatur segala sesuatunya, benar-benar memberikan pelayanan yang terbaik.

Saya masih belum sepenuhnya percaya dengan apa yang sedang saya alami di Afrika Selatan. Dalam perjalanan menuju rumah bapak Asa di Pretoria, beliau adalah pejabat Ekonomi konsuler, saya juga bersama bapak Rully, pegawai magang dikantor diplomat. Kesan pertama saya terhadap Afrika Selatan adalah kota  “Selandia Baru”nya benua Afrika!! Yang membedakannya adalah tidak terdapat banyak sapi perah dan domba seperti yang saya pernah kunjungi di Selandia Baru. Afrika Selatan memiliki infrastruktur yang bagus, jalan raya yang lebar, lingkungan yang bersih, udara yang sejuk, daerah berbukit, padang rumput yang luas, dan penduduk yang displin. Sejauh mata memandang, yang terhampar didepan mata adalah lahan rumput yang luas.

Akhirnya setelah menempuh perjalanan, saya sampai juga dirumah bapak Asa, yang terletak di kawasan perumahan kota. Perumahan kota berisi sekitar sepuluh hingga dua puluh rumah yang terletak dalam satu kawasan, memiliki satu gerbang masuk dan mendapat penjagaan karena di Afrika Selatan angka kriminalitas cukup tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh penduduk yang bermigrasi dari negara-negara miskin disekitar Afrika Selatan.

Hari pertama saya di Afrika Selatan, saya menghadiri pertemuan dengan bapak Alan Armitage di Jo-burg(sebutan untuk “Johannesburg”). Dari Pretoria ke Johannesburg membutuhkan waktu sekitar 40 sampai 190 menit tergantung pada padat tidaknya lalu lintas. Afrika Selatan juga memiliki angka kecelakaan yang cukup tinggi, seperti yang saya lihat selama perjalanan dari Pretoria ke Jo-burg, saya melihat lima kecelakaan melibatkan mobil dan truk, sehingga membuat jalanan macet. Warga Afrika Selatan merupakan masyarakat yang disiplin, walaupun banyak terjadi kemacetan, mereka dengan sabar mau menunggu sedangkan apabila dibandingkan dengan Jakarta, penduduk Jakarta akan langsung ambil jalur lain, memutar arah atau membunyikan klakson sekeras-kerasnya.

Bersama bapak Rully dan bapak Kevin dari kedutaan, saya dijadwalkan tiba di MDS Skill. Pertemuan ini juga dihadiri oleh Alan Amitage dan Shaun Green yang mewakili MDS Skill, dan pertemuan tersebut sangat berkesan. MDS Skill memberikan informasi yang lengkap dan jelas tentang kesempatan kerja di Afrika Selatan serta informasi mengenai fasilitas, gaji, dan lain sebagainya. Di Afrika Selatan saat ini membutuhkan kurang lebih 100 pekerja untuk bekerja dipembuatan besi baja. Saat ini banyak proyek pembuatan besi baja tengah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan pembangunan dan renovasi stadion untuk piala dunia 2010. LIHAT LOWONGAN PEMBUATAN BESI BAJA UNTUK KETERANGAN LEBIH LANJUT.

Hasil dai pertemuan saya dengan MDS Skill ialah MDS Skill akan datang ke Indonesia untuk menilai Binamandiri dan apabila para pekerjanya siap, maka MDS Skill akan melakukan uji kesiapan dan kelayakan di bulan Januari 2009 dengan masa penempatan 6 hingga 8 minggu di Afrika Selatan.

Setelah pertemuan selesai, saya mempunyai cukup waktu untuk melihat-lihat Jo-burg dan berkesempatan makan siang di Mandela Center. Di pusat kota, Jo-burg seperti kota-kota besar lain di dunia, yang membedakan hanya tidak adanya kemacetan dijalan raya. Penduduk di Jo-burg bermacam -macam; beraneka ras kulit ada disini, ada kulit putih, hitam, orang India, Arab, dan lain-lain. Cuacanya menyenangkan, tidak terlalu panas, tidak terlalu banyak sinar mentari dan juga tidak terlalu berangin. Di pedesaan, terdapat banyak perumahan kumuh. Banyak orang hidup dalam kemiskinan; pengemis dan penjual yang kebanyakan berasal dari negara-negera miskin disekitar Afrika Selatan, mereka berkeliaran dijalan-jalan untuk mendapatkan uang, namun tidak sebanyak yang ada di Indonesia. Selain itu, Afrika Selatan juga memiliki angka penderita AIDS yang cukup tinggi. Waktu berlalu, dan saya habis makan malam dengan bapak Asa disebuah restoran yang menyuguhkan pemandangan Afrika Selatan di malam hari dengan kerlap kerlip lampu penerang kota.

Hari kedua, saya mengunjungi kantor kedubes Indonesia di Pretoria dan berkesempatan berdiskusi dengan yang terhormat bapak Sugeng Rahardjo. Beliau mengungkapkan penghargaan terhadap Binamandiri yang merupakan satu-satunya perusahaan yang menerapkan hasil lokakarya yang diselenggarakan di Bali.

Perjalanan saya lanjutkan ke kantor Big Five di Jo-burg. Big Five sebuah perusahaan kontraktor besar yang proyek-proyeknya tersebar di Afrika dan Timur Tengah. Pertemuan dengan Big Five juga dihadiri oleh Jesse Dorosamy dan Max Coen dari Divisi Pertambangan dari Group Five. Sayang sekali, pertemuan tersebut tidak menghasilkan titik temu bagi kedua belah pihak. Klien dari Group Five mengalami kesulitan ekonomi karena krisis global yang berimbas pada menurunnya harga komoditas sehingga tidak mudah melanjutkan proyek yang sudah ada. Proyek yang berjalan saat ini terpaksa ditunda atau dikurangi dan untuk proyek selanjutnya dengan berat hati harus dibatalkan.

Meski demikian, saya mendapat kebijakan dari Big Five, bahwa untuk proyek selanjutnya, mereka akan mengambil tenaga kerja dari Binamandiri, sebagai penghargaan untuk keseriusan Binamandiri dalam melakukan bisnis. Semoga apabila iklim ekonomi semakin membaik, dipertengahan 2009, proyek yang sama akan segera dilaksanakan.

Dari kantor Big Five, saya lanjutkan perjalanan untuk melihat akomodasi yang telah disediakan oleh pihak MDS dan juga bengkel tempat para pekerja akan bekerja. Saya dipandu oleh asisten bapak Alan. Beliau menjelaskan dengan singkat bahwa akomodasi para pekerja meliputi satu tempat tidur dan satu loker serta satu kamar berisi maksimal 6 orang. Mereka mendapatkan jatah makan sehari tiga kali, gratis fasilitas binatu, transportasi gratis menuju tempat kerja, serta uang muka dari uang saku yang akan dipotong dari gaji mereka sementara sisanya akan dikirim ke Indonesia. Bengkel tersebut untuk saat ini mengerjakan berbagai macam proyek di Afrika Selatan dan pembuatan besi baja untuk di Timur Tengah.

Hari terakhir saya di Afrika Selatan saya akhiri dengan makan malam di Montecito Casino bersama dengan bapak Asa sekeluarga serta bapak Ali Hasan sekeluarga, beliau adalah Deputi Direktur kantor Perdagangan Indonesia. Sangat disayangkan saya harus memperpendek waktu kunjungan saya di Afrika Selatan karena masih banyak tempat yang harus dikunjungi dan masih ada beberapa urusan yang harus saya selesaikan. Jika bukan gara-gara Departemen Tenaga Kerja Indonesia dan Divisi Koperasi Luar Negeri mempermasalahkan paspor dan visa Australia saya, saya  bisa tinggal di Afrika Selatan sampai hari Sabtu dan melanjutkan perjalanan saya ke Kanada. Dan akhirnya saya harus pergi ke HongKong untuk mengurusi visa Australia ke Konsulat Jenderal Australia di HongKong.

Meski demikian, kunjungan saya ke Afrika Selatan sangat berkesan sekali. Saya haturkan rasa terima kasih sebesar-besarnya untuk yang terhormat bapak Sugeng Rahardjo dan Kedutaan Besar Indonesia untuk Afrika Selatan, khususnya bapak Asa Silalahi sekeluarga, dan ibu Jabu dari Kedutaan Afrika Selatan di Jakarta, atas pelayanan terbaik yang telah disediakan untuk saya. Saya harap Binamandiri dapat memenuhi permintaan akan penempatan tenaga kerja seperti yang diharapkan oleh banyak pihak.

Sebagai penutup, negara Afrika Selatan merupakan potensi bagi tenaga kerja Indonesia, dengan gaji bersih minimum USD 800, lingkungan yang bersih, cuti tahunan selama 1 bulan, akomodasi untuk tempat tinggal dan makan, mendapat asuransi kesehatan dan kerja, dan rendahnya biaya penempatan. Jadi jika Anda cocok dengan kualifikasi kerja kami, bergabunglah bersama kami  karena kami adalah teman terpercaya Anda dalam bekerja diluar negeri.

Bookmark and Share